Via situsnya, Spiegel menulis kata2x keras terhadap Borussia Dortmund. Tumpuan terkemuka Jerman itu menamai, Dortmund bermain bagaikan klub yg akan kemerosotan.
Di lain tempo, Sporting Director Dortmund, Michael Zorc, menyatakan bahwa petualangan Dortmund untuk sejumlah minggu terakhir bagaikan Lindenstraße. Apa pun yg dimaksud Zorc dengan Lindenstraße yakni suatu opera sabun yg di Jerman sana merupakan salahsatu program beken dalam televisi.
Layaknya opera sabun yg melodramatis & kadang-kadang sulit, Dortmund dihadapkan pada situasi serupa. Dari 13 pertentangan terakhir, kesebelasan besutan Juergen Klopp itu udah kalah 8 kali, cukup utk membuat mereka terjeblos di dasar klasemen.
“Ini ibarat Lindenstraße yg tayang tiap-tiap pekan. Kami waktu ini bertarung bagi menghindari degradasi. Untuk beberapa minggu belakang, kami sudah menghitung jarak dengan tim-tim papan atas, namun itu udah stop waktu ini, ” ujar Zorc dalam sbobet bola.
Beberapa orang dapat tampil kehabisan tutur kata dan panik sendiri mencari apa yang khilaf dengan Dortmund. Faktornya terdapat banyak. Spiegel menyatakan, di perjuangan mengelakkan Eintracht Frankfurt puncak minggu kemarin –di mana Dortmund kalah 0-2–, Dortmund terlalu penuh kehilangan bola ketika sedang menyerang.
Imbasnya, momentum yg ada untuk membuat gempuran justru lenyap. Momentum itu setelah itu beranjak dalam Eintracht yg menggunakannya dengan baik lewat dua serangan balik mengerikan. Dortmund, yg biasanya amat rupawan untuk melaksanakan hantaman balik segera, lebih lagi dipukul 2 kali sama Eintracht lewat cara yg setara.
Siasat Gegenpressing (counter pressing) Klopp tak lagi bekerja dengan baik. Pada praktiknya, Gegenpressing hanya berjalan ketika semua team bertugas sejajar satu-kesatuan segera ketika kesialan bola serta mengelola pressing. Tetapi, tdk demikian yg terjadi pada ke-2 gol Eintracht
Dalam gol perdana Eintracht yg dicetak Alexander Meier, barisan tameng Dortmund menyangka perangkap offside mereka bekerja. Namun,, gak demikian. Akibat pressing ketat itu, strip pertahanan mereka naik unggul. Imbasnya, ketika grup tameng Dortmund gagal mengantisipasi umpan lawan yg dilepaskan dari tengah, celakalah gawang mereka.
Sementara di gol ke 2 Eintracht, yang dicetak sama Haris Seferovic, individual error menjemput keterlibatan. Kiper Dortmund, Roman Weidenfeller, maju buat mengusik bola begitu bek Dortmund, Matthias Ginter, masih siap mengikuti utk menguasainya. Imbasnya, bola yang dioper Ginter dgn kepala malah melewati Weidenfeller dan Seferovic dengan leluasa menceploskan bola pada gawang yg kosong.
Individual error dari bek-bek Dortmund terkabul sejumlah kali di dalam kompetisi itu. Pada posisi tertinggal 0-1, Neven Subotic dkk. kerap melaksanakan salah passing dalam daerah pertahanan sendiri. Imbasnya, Eintracht pernah beberapa kali meraih peluang.
Di depan, Dortmund pula tumpul. Mereka punya 10 attempts sepanjang duel di mana 6 di antaranya tepat sasaran, namun tetapi tidak ada satu pun yg berujung jadi gol. Sebaliknya, Eintracht hanya memiliki 3 attempts on target & dua pada antaranya berujung jadi gol. Buruknya penyelesaian kesudahan Dortmund gak hanya berlangsung di dalam satu pertentangan aja.
Kala menghadapi Borussia Moenchengladbach beberapa pekan lalu, Dortmund punya 22 attempts dgn 6 di antaranya tepat bidikan. Sementara Gladbach nihil (1 attempt, 0 on target). Ujung-ujungnya Dortmund menang dgn jalan yg langka – via gol bunuh diri Christoph Kramer.
Pada catatan situs formal Dortmund, mereka mempunyai 85 kesempatan guna mencipta gol musim ini atau pun rata-rata 6, 5 kesempatan dari laga. Cuma tiga kali, yaitu ketika menghadapi Schalke 04, HSV, juga Bayern Munich, mendirikan kesempatan lebih sedikit.